Selasa, 25 Juni 2013

SISTEM ELEKTRONIK PERBANKAN



Perkembangan Teknologi Perbankan Elektronik
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita.
Jenis-Jenis E-Banking :
  1. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
  2. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
  3. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
  4. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
  5. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
  6.  Direct Payment (also electronic bill payment). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
  7. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
  8. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
  9. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
  10. Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
  11. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tadi ke penerbit kartu.
  12. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
  13. Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.
Prinsip Penerapan E-Banking dan M-Banking :
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif.
E-Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon.
Contoh-contoh E-Banking yang diterapkan di dalam sebuah bank adalah :
  • ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri
Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
  • Phone Banking
Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
  • Internet Banking
Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
  • SMS/m-Banking
Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Internasional Elektronik Fund Transfer :
Electronic Funds Transfer Systems (EFTS) sudah menjadi metode utama yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening.  Kemampuan lembaga keuangan untuk menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer dan teknologi komunikasi data.

Selasa, 16 April 2013


1.         15 keuntungan dari jasa-jasa bank
Adapun keuntungn yang diperoleh dari jasa-jasa bank ini antara lain.
1.    Biaya administrasi
2.    Biaya kirim
3.    Biaya tagih
4.    Biaya provisi dan komisi
5.    Biaya sewa
6.    Biaya iuran
7.    Biaya lainnya.
Biaya administrasi dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan administrasi khusus. Pembebanan biaya administrasi biasanya dikenakan untuk pengeleloan sesuatu fasilitas tertentu. Contoh biaya administrasi seperti biaya administrasi kredit dan administrasi lainnya.
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang (trasnfer) baik jasa transfer dalam negeri maupun transfer ke luar negeri.
Biaya tagih merupakan jasa yang dikenakan untuk menagih dokumen-dokumen milik nasabahnya seperti jas kliring (penagihan dokumen dalam nota) dan jasa inkaso (penagihan dokumen keluar kota). Biaya tagih ini dilakukan baik untuk tagihan dokumen dalam negeri maupun luar negeri.
Biaya provisi dan komisi biasanya dibebankan kepada jas kredit fan jas transfer serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas perbankan. Besarnya jas provisidan komisi tergantung dari jasa yang diberikan serta status nasabah yang bersangkutan.
Kemudian jasa iuran diperoleh dari jasa pelayanan bank card atau kartu kredit, di mana kepada seriap pemegang kartu dikenakan biaya iuran. Biasanya pembayaran iuran ini dikenakan per tahun.
Selanjutnya jasa sewa dikenakan kepada nasabah yang menggunakan jasa safe deposito box. Besarnya biaya sewa tergantung dari ukuran box dan jangka waktu yang digunakan.
Besar kecilnya penetapan biaya terhadap nasabahnya tergantung dari banknya. Masing-masing bank dapat menggunakan metode tertentu dan biasanya tidak terlalu jauh berbeda, mengingat tingkat persaingan perbankan yang demikian ketat.
1.             PENYIMPANAN UANG
2. KIRIMAN UANG (transfer)
3. KLIRING (clearing)
4. INKASO (Collection)
5. SAFE DEPOSIT BOX
6. BANK CARD
7. BANK NOTE
8. TRAVELLERS CHEQUE
9. LETTER OF CREDIT (L/C)
10. BANK GARANSI
11. MENERIMA SETORAN-SETORAN
12. MELAKUKAN PEMBAYARAN
13. BUNGA (KONVENSIONAL) DAN BAGI HASIL (SYARIAH)
14. PINJAMAN (KREDIT)
15. INTERNET BANKING

2.  A. Pengertian TRANSFER
            >> TRANSFER adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain mengkredit.

    B. Pengertian KLIRING
       >> Kliring (dari bahasa Inggris clearing) sebagai suatu istilah dalam dunia perbankan dankeuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi.
Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. 
        C. Pengertian INKANSO

                 >> INKASO adalah kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat. Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan sejumlah tarif atau fee tertentu kapada nasabah atau calon nasabahnya. Tarif tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso. Sebagai imbalan bank meminta imbalan atau pembayarn atas penagihan tersebut disebut dengan biaya inkaso.

  D. Pengertian SAFE DEPOSITE BOX

                 >> Layanan Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman bagi penggunanya

Biasanya barang yang disimpan di dalam SDB adalah barang yang bernilai tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpannya di rumah.

Pada umumnya biaya asuransi barang yang disimpan di SDB bank relatif lebih murah.

   E. Pengertian BANK NOTE

            >> Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh bank di luar negeri. Bank notes dikenal juga dengan istilah “devisa tunai” yang mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Tidak semua bank notes dapat diperjualbelikan, hal ini tergantung daripada peraturan devisa di negara yang asal bank notes.

Sedangkan yang dimaksud  dengan jual beli bank notes merupakan transaksi antara valuta yang dapat diterima pembayaran dan dapat diperjualbelikan dan diperdagangkan kembali dengan nilai tukar yang terjadi pada saat itu.

 F.         Pengertian BANK CARD

                 >> Bank card atau lebih populer dengan sebutan kartu kredit atau juga uang plastik. Kartu ini dapat dibelanjakan di berbagaf tem­pat perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan. Kartu ini juga dapat digunakan untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar diberbagai, tempat yang strategis. Kepada pemegang kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan yangbesarnya ter­gantung dari bank yang mengeluarkan. Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu pembayaran dan akan dikenakan bunga dari jumlah uang yang telah dibelanjakan jika melewati tenggang waktu yang telah ditetapkan. 

G.         Pengertian Travelers Cheque
            >> Travellers cheque yaitu sejenis kertas berharga yang dikenal dan dipergunakan oleh masyarakat internasional sebagai alat tukar/alat pembayaran sah atau cek wisata atau cek perjalanan yang digunakan untuk bepergian. Traveler’s cek pertama kali diterbitkan pada tanggal 1 Januari 1772 olehThomas Cook telah mengeluarkan ‘circular notes’ (surat edaran) yang beroperasi pada caraTravellers chaque tersebut.

H.        Pengertian Letter Of Credit

                 >> Letter of credit adalah diterbitkan oleh bank dengan segala macam sifat dan jenisnya. Dalam transaksi jual beli antara eksportir dan importir, penggunaan L/C salah satu cara yang paling aman bagi eksportir maupun importir, karena adanya kepastian bahwa pembayaran dapat dilakukan apabila syarat L/C dipenuhi. Namun cara ini biayanya relatif lebih besar dibandingkan dengan cara pembayaran yang lain.
Pembayaran yang dilakukan atas dasar L/C tersebut berarti bank koresponden membayar lebih dahulu atas nama bank pembuka L/C sehingga tampaknya ada unsur kredit. Jangka waktu antara pembayaran yang dilakukan bank penerima L/C dengan pembayaran yang dilakukan oleh bank pembuka L/C dikenakan sekedar bunga. Karena pembayaran atas dasar L/C ini dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang, maka L/C yang dibuka sering disebut documentary letter of credit, yakni pembayaran L/C yang dijamin dengan dokumen. (2)

Pihak-Pihak Dalam Letter Of Kredit
Dalam suatu mekanisme L/C terlibat secara langsung beberapa pihak ialah:
a. Pembeli atau disebut juga buyer, importer
b. Penjual atau disebut juga seller atau exporter
c. Bank pembuka atau disebut juga opening bank, issuing bank
d. Bank penerus atau disebut juga advising bank
e. Bank pembayar atau paying bank
f. Bank pengaksep atau accepting bank
g. Bank penegosiasi atau negotiating bank
h. Bank penjamin atau confirming bank
Dalam keadaan yang sederhana suatu L/C menyangkut 3 pihak utama, ialah pembeli, penjual, dan bank pembuka. ( 2 )

         I. Pengertian BANK GARANSI
            >> Bank Garansi (atau disingkat BG) adalah perjanjian penanggungan atau borgtochtdimana Bank yang menjadi pihak ketiga (penanggung, guarantorborg) bersedia bertindak sebagai penanggung bagi nasabahnya yang menjadi debitur dalam mengadakan suatu perjanjian (pokok) dengan pihak lain sebagai kreditur.
Dalam Bank Garansi, Bank wajib mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank Garansi yang bersangkutan agar pihak yang dijamin maupun pihak yang menerima garansi mengetahui dengan jelas ketentuan mana yang dipergunakan.
Mekanisme penerbitan Bank Garansi

Nasabah pemegang

Kerjasama proyek

Pihak ketiga( Bouwheer)

Bank Penerbit BG

Penerbitan BG

Pengajuan BG

 Penyerahan BG


Keterangan :

1.      Nasabah melakukan kerjasama proyek dengan pihak ketiga atau bouwheer ( misalnya Pemkot Surabaya ) namun pihak ketiga meminta adanya Bank Garansi.
2.      Nasabah datang ke bank untuk meminta diterbitkan Bank Garansi yang ditujukan kepada pihak ketiga atau bouwheer tersebut dengan jumlah dan jangka waktu sesuai dengan yangdiminta oleh pihak ketiga.
3.      Bank menyerahkan pada nasabah Bank Garansi sesuai permintaan nasabah setelah nasabah menyelesaikan kewajibanya diantaranya:
a.   Setoran jaminan sesuai yang disyaratkan bank
b.  Pembebanan Provisi Bank Garansi
4.  Nasabah menyerahkan Bank Garansi kepada pihak ketiga atau bouwheer.


Sumber :
1. http://www.docstoc.com/docs/5397355/Transfer
2. 
http://one.indoskripsi.com/node/1333
                   4.    http://bagusprostyle.blogspot.com/2012/04/bank-notes.html



Kamis, 21 Maret 2013

fauzhi3skti@gmail.com



PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
Sekarang dibahas:
-          Siklus hidup
-          Analisis Perancangan

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLES - SDLC)

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sbb:
1.      Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2.      Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi
3.      Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak
4.      Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5.      Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6.      Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.


ANALISIS SISTEM

Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
1.      Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2.      Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
3.      Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
4.      Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.

Batasan analisis sistem:
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab pertanyaan umum, sbb:
1.      Sistem baru apakah yang akan dibangun? atau
2.      Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?

Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
1.      Informasi apakah yang dibutuhkan?
2.      Oleh siapa?
3.      Kapan?
4.      Dimana?
5.      Dalam bentuk apa?
6.      Bagaimana cara memperolehnya?
7.      Dari mana asalnya?
8.      Bagaimana cara mengumpulkannya?

Proposal mengadakan analisis sistem:
Berisi:
1.      Definisi yang jelas dan konsisten tentang alasan untuk analisis
2.      Definisi batasan analisis yang akan dilakukan
3.      Identifikasi fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis
4.      Identifikasi sumber dimana fakta dapat diperoleh
5.      Uraian tujuan dan kendala yang mungkin dalam analisis
6.      Proyeksi kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis
7.      Jadwal tentatif analisis


Sumber-sumber fakta yang dapat dipelajari untuk analisis sistem:
1.      Sistem yang ada
2.      Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara orang-organisasi atau fungsi ada
3.      Sumber External: interface dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal, textbook dan informasi atau ilmu lain yang berada diluar sistem

Kerangka Analisis:
1.      Analisis terhadap level pembuat keputusan (manajemen organisasi): menganalisa organisasi, fungsi dan informasi yang dibutuhkan beserta informasi yang dihasilkan.
2.      Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, siapa yang memerlukan, dari mana asalnya.
3.      Analisis terhadap input dan output.
Dalam analisis ini digunakan teknik dan alat bantu, a.l: interview, questionaire, observation, sampling and document gathering, charting (organisasi, flow, dfd, ER, OO, dll), decision table and matric

Laporan hasil analisis:
Laporan hasil analisis harus berisi:
1.      Uraian alasan dan scope (batasan) analisis
2.      Deskripsi sistem yang ada dan operasinya.
3.      Uraian tujuan (objektif) dan kendala sistem
4.      Deskripsi tentang masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi masalah
5.      Uraian tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama proses analisis
6.      Rekomendasi-rekomendasi sistem yang baru dan kebutuhannya untuk desain awal
7.      Proyeksi kebutuhan sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk dalam desain sistem baru atau memodifikasinya. Proyeksi ini termasuk kelayakan untuk proses selanjutnya.
Yang terpenting adalah bagian 6 dan 7.

Katagori aspek kelayakan:
1.      Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
2.      Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa operasional organisasi.
3.      Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang menjalankan organisasi
4.      Kelayakan jadwal: dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti PERT dan GANTT CHART. Apakah jadwal pengembangan layak atau tidak.

Hasil akhir analisis sistem (keputusan):
1.      Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.
2.      Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain.
3.      Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan subsistem lain.
4.      Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.
5.      Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses dilanjutkan ke desain awal.

PERANCANGAN SISTEM


Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.

Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
1.      Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan methods.
2.      Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
3.      Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
4.      Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
5.      Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
6.      Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.

Langkah dasar dalam proses desain:
1.      Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2.      Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3.      Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4.      Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
a.       Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem (system’s goal)
b.      Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
c.       Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang diperlukan.
d.      Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan.
e.       Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
f.       Ulangi langkah a-e terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan diperoleh.
g.      Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
h.      Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
i.        Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
j.        Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.

5.      Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
a.       Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain sistem.
b.      Menyiapkan  model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan.
c.       Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
d.      Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi mengandung hal-hal di atas.

Prinsip Dasar Desain

Ada 2 prinsip dasar desain, a.l:
1.      Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
2.      Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls.

Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
1.      Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
2.      Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
3.      Data yang  dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
4.      Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
5.      Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6.      Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
7.      Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8.      Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9.      Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
10.  Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem.
11.  Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12.  Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13.  File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14.  Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15.  Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16.  Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.


a) Berdasarkan pada alternative
Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya agar disusun berbagai alternative, misalnya untung dan rugi kelebihan dan kekurangannya, kendala dan dukungannya, sehingga dapat menentukan perencanaan yang paling baik.

b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya.
Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan sumber dana, tenaga kerja, dsb.

c) Harus ekonomis
Disamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan tingkat ekonomis dalam suatu rencana. Hindarkan faktor pemborosan, biaya, waktu, tempat, dsb.

d) Harus luwes (fleksibel)

Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir sesuai dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut. Pada dasarnya perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, namun dalam prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat dihindarkan.

e) Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat diikutkan berbagai pihak untuk memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya partisipasi, perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping rencana menjadi lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para karyawan (karena merasa ).

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Arsitektur Sistem Informasi dalam Jaringan
1.      Konsep Dasar Arsitektur Sistem Informasi
A.     Arsitektur Sistem Informasi
Arsitektur sistem informasi terkadang disebut juga sebagai arsitektur teknologi informasi, arsitektur sistem informasi atau infrastruktur teknologi informasi.Adapun beberapa definisi mengenai arsitektur sistem informasi adalah sebagai berikut :
“Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi” (Turban, McLean, Wetherbe, 1999)
“Bentuk khusus yang menggunakan teknologi informasi dalam organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang telah dipilih “ (Laudon & Laudon, 1998)
“Desain sistem komputer secara keseluruhan (termasuk sistem jaringan) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi yang spesifik” (Zwass, 1998)
Arsitektur dari sistem merupakan sekumpulan dari model-model terhubung yang menggambarkan sifat dasar dari sebuah sistem. Keanekaragaman dari banyak model menggambarkan bagian berbeda dan aspek atau pandangan yang berbeda dari suatu sistem. Komponen merupakan blok pembangun : sistem dapat dibangun dengan cara menyatukan sekumpulan komponen berdasarkan aturan tertentu. Pandangan yang berbeda dari tiap komponen bukan berarti komponen-komponen tersebut berlaku sebagai sebuah sistem yang berdiri sendiri. Biasanya , sudut pandang dari suatu sistem terbagi menjadi beberapa sudut pandang yaitu : sudut pandang bisnis, sudut pandang fungsional dan sudut pandang teknis. Masing-masing dari sudut pandang tersebut dapat dipecah lagi menjadi beberapa bagian. Sebagai contoh , sudut pandang teknis dapat dipecah menjadi sudut pandang software dan sudut pandang jaringan. Sedangkan arsitektur sistem informasi dapat dipecah menjadi empat level yaitu ;
1. Business architecture.
2. Functional architecture.
3. Software architecture.
4. Network architecture.
Arsitektur sistem informasi berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Sedangkan tujuannya adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi.
            Dalam artikel ini akan lebih banyak membahas tentang network architecture dari arsitektur sistem informasi. Penjelasan lebih mendetail akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
Contoh arsitektur informasi
http://3.bp.blogspot.com/-2jzAhIMyKKw/UKW9J6fQ-bI/AAAAAAAAAE4/TZwNcJ4BieQ/s1600/arsitektur+informasi.JPG




B. Arsitektur Sistem Informasi dalam Jaringan
            Dalam praktiknya arsitektur yang berjalan dalam jaringan dapat dibagi tiga jenis arsitektur jaringan (network architecture), yaitu
  1. Arsitektur Terpusat (Centralized)
  2. Arsitektur Tersebar ( Decentralized )
  3. Arsitektur Client / Server
Arsitektur Tersentralisasi
http://3.bp.blogspot.com/-JSJ-3kZ0H6o/UKW959mNtbI/AAAAAAAAAFA/Zf1JEUA96Fk/s320/Arsitektur+Tersentralisasi.JPGArsitektur Tersentralisasi (terpusat) telah dikenal semenjak tahun 1990, dengan mainframe sebagai aktor utama yang melakukan semua pemrosesan data. Pengimplementasian dari arsitektur ini adalah pemrosesan data yang terpusat, biasanya disebut komputasi terpusat. Kebanyakan perusahaan tidak menggunakan model seperti ini.
 
           
Keuntungan
Kerugian
  • Instalasi lebih aman
  • Kontrol aman
  • Biaya pemeliharaan murah
  • Lebih mudah dalam membuat perencanaan strategis
  • Lebih mudah melakukan pelatihan
  • Hardware dan software terstandarisasi sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan
  • Jika ada masalah maka semua akan terkena dampaknya (kurang fleksibel)
  • Sistem yang dibuat secara global, tidak spesifik sesuai kebutuhan masing-masing bagian
  • Pemrosesan di mainframe lebih lama (traffic padat)
  • Jika ingin merubah subsistem maka akan berdampak ke seluruh sistem (kurang di kustomisasi)
Arsitektur Terdistribusi / Desentralisasi
Pemrosesan data pada arsitektur terdistibusi berbeda dengan pemrosesan data pada arsiteketur tersentralisasi. Sistem pemrosesan data terdistribusi atau biasa disebut dengan komputasi tersebar merupakan suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang di hubungkan dengan sarana telekomunikasi.



 
http://3.bp.blogspot.com/-WJ7wVXHMvU8/UKW-gNwg-aI/AAAAAAAAAFI/RHp-gi7CDNc/s1600/Arsitektur+Terdistribusi.JPG
                                                                                                      
Keuntungan
Kerugian
  • Biaya pengembangan sistem akan lebih hemat karena pembuatan sistem lebih spesifik dalam kebutuhan bisnis dan lebih mempunyai tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya.
  • Personil sistem informasi lebih agresif dalam menganalisis kebutuhan sistem.
  • Personil sistem informasi memiliki tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
  • Kepuasan pemakai karena pengembangan sistem informasi berorientasi kepada end user.
  • Biaya perawatan akan lebih mahal karena hardware atau software tidak terstandarisasi sehingga akan melibatkan banyak pakar.
  • Pengontrolan lebih sulit untuk dilakukan dan dimungkinkan akan terjadi kekacauanan dalam sistem komputer.
  • Aplikasi dan data antar unit akan terasa lebih sulit.
  • Dalam melakukan tugas akan terjadi kemubadziran karena ketidak sesuaian dalam menyediakan perangkat keras dan lunak
Arsitektur Client-Server
Berbagai komputer dari berbagai vendor dapat  saling berinteraksi, istilah ini biasanya disebut dengan introperabilitas.Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan sesuatu permintaan data atau layanan ke server.Sever adalah proses atau sistem yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client.
http://1.bp.blogspot.com/-lay-CzL4OGw/UKW__4-Q2fI/AAAAAAAAAFQ/bLqX2fyjkq0/s1600/client-server.JPG
Keuntungan
Kerugian
  • Mengurangi dampak dari traffic padat.
  • Jika salah satu unit mati maka yang lain masih dapat digunakan.
  • Pemrosesan data lebih cepat karena client dapat mengolah data sendiri
  • Kurangnya skabilitas.
  • Koneksi database dijaga.
  • Tidak ada keterbaruan baru
 
2. Implementasi Arsitektur Sistem Informasi pada Jaringan
            Ada banyak contoh implementasi sehari-hari dari arsitektur sistem informasi dalam jaringan. Berikut ini salah satu contohnya :
ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
[ STUDI KASUS PADA PT. SURYA AGENCY ]
Proses Arsitektur
            Proses arsitektur atau target arsitektur merupakan proses aliran arus informasi yang terdapat dalam cabang perusahaan PT. Surya Agency.
            Pada proses di atas digambarkan bahwa dalam sebuah cabang dari perusahaan ini hanya memiliki 1 buah server yang terhubung dalam jaringan LAN dengan PC Konsumen, Mitra, Manager, Sales, Operator dan Accounting (auditor). Sedangkan server terhubung dengan database karyawan dan konsumen, dimana data terseut terhubung ke internet dan bisa diakses oleh kantor pusat.
http://4.bp.blogspot.com/-RIQEKz1QkV8/UKXAvg0cUvI/AAAAAAAAAFY/_Dfnvbaq4T4/s1600/proses+arsitektur.JPG
Arsitektur Informasi
            Informasi arsitektur merupakan kebutuhan data yang diperlukan untuk menunjang proses bisnis. Dalam hal ini arsitektur informasi yang diperlukan dalam arus informasi di cabang perusahaan PT. Surya Agency sebagaimana gambar di bawah ini.
           
http://2.bp.blogspot.com/-qzuxiSNKZ1o/UKXBIvNnMLI/AAAAAAAAAFg/oNB1F39K_Xw/s1600/Arsitektur+Informasi1.JPG
Pada arsitektur informasi di atas tampak bahwa konsumen, mitra bisnis, sales, operator dan accounting terhubung dalam jaringan LAN. Konsumen dan parter hanya melakukan transaksi melalui form transaksi, sedangkan sales mengecek dan mengantar barang dan sekaligus mencari peluang untuk pemasaran barang. Operator melakukan pengecekan terhadap arus informasi dan sekaligus berperan dan bertanggung jawab atas stok barang. Sementara accounting mengedit dan mengevaluasi stok barang berikut penjualan yang selanjutnya di laporkan pada pusat peruahaan.
Sistem Arsitektur Informasi
            Sistem arsitektur informasi merupakan gambaran kebutuhan data kompleks yang diperlukan dalam arsitektur informasi. Dalam hal ini informasi yang dibahas adalah alur atau hubungan data konsumen, patner, sales, produk, dan transaksi penjualan barang. Jika digambarkan dalam bentuk DFD alan tampak seperti di bawah ini :




http://3.bp.blogspot.com/-aZbAcMuBMzY/UKXBfjgXpwI/AAAAAAAAAFo/egkjA4tOKTQ/s1600/Sistem+Arsitektur+Informasi.JPG
     Dan untuk lebih jelasnya sistem arsitektur informasi terlihat seperti di bawah ini :




http://4.bp.blogspot.com/-cw-vyoo081k/UKXB5ab5wiI/AAAAAAAAAFw/mU39wlp8A-Q/s1600/gambar+1.JPG

      Arsitektur system informasi yang berada dalam jaringan adalah deretan kata luas yang harus kita pilah. Spesifikasi dari jaringan tersebut ada dua yaitu jaringan internet dan jaringan intranet. Pada kedua jaringan ini proses perencanaannya berbeda. Sebetulnya teknologi Intranet datang bersama dengan teknologi Internet. Pada dasarnya Intranet menggunakan teknologi Internet. Perbedaannya hanyalah penggunaan firewall, suatu server yang digunakan untuk melindungi aset sistem informasi dari serangan pihak luar. Hal ini menjadikan Intranet benar-benar dapat berfungsi secara independen dari Internet. Hal lain yang membedakan Intranet dan Internet adalah dari sisi penggunanya. Intranet ditujukan bagi kalangan dalam (organisasi itu sendiri). Sedangkan situs Internet ditujukan bagi pihak luar organisasi tersebut.
Prinsip-prinsip arsitektur akan mempengaruhi keseluruhan proses desain. Berikut adalah ideal prinsip dari dari arsitektur pengembangan system informasi baik di jaringan internet maupun di jaringan:

  • Keputusan SI harus mengacu pada Tujuan Strategis Organisasi
  • Menggunakan Open Standards bila memungkinkan
  • Sistem tidak tergantung platform dan dapat diakses secara global
  • Mengadopsi produk dan platform yang telah distandarkan untuk mengurangi perbedaan
  • Merancang dengan target yang tercakup dalam Information Criteria

Arsitektur Sistem Informasi Yang Berjalan Pada Jaringan Intranet

            Model organisasi suatu Intranet dapat dibedakan menjadi :
  • Model tersentralisasi, pada model yang bersifat top down ini, hanya ada satu Web Server yang dikelola secara khusus oleh unit khusus di organisasi tersebut. Seluruh web page (dokumen, form dan lain lain) didisain secara terpusat. Sehingga perubahan dokumen harus dimintakan kepada unit pengelola. Model ini memiliki alasan yang baik, yaitu bentuk dokumen yang koheren, dan standard. Juga hal ini memudahkan dalam melakukan administrasi sistem. Hanya ada satu komputer yang berfungsi sebagai server. Kekurangannya adalah sistem ini kurang terdistribusi, jadi tak ubahnya seperti sistem sentralisasi tradisional. Juga terkadang pengembangan secara sentraliasasi ini akan lambat dilaksanakan karena faktor birokratis. Permasalahan lain adalah bila, komputer server tersebut mengalami kegagalan, maka seluruh dokumen dan sistem menjadi tak dapat bekerja.

  • Model desentralisasi, setiap anggota organisasi boleh mensetup Web Server dan meletakkan informasi. Pada model ini pemasangan web server bisa dilakukan pada berbagai jenis mesin, baik PC, Mac maupun UNIX. Alasan yang mendukung model ini adalah, user yang mensetup mesin tersebut adalah orang yang paling mengetahui tentang informasi di bidangnya. Pada model sentral, user tersebut harus menyesuaikan dengan standard yang ada pada team pengelola pusat. Kelebihan lainnya adalah, orang yang memiliki informasi dengan cepat dapat menyumbangkan informasi tersebut.

Kelemahan dari model ini adalah karena terlalu mudah diinstall, maka cenderung menjadi tak terorganisir dengan baik.

  • Model campuran, gabungan dari model sentralisasi dan desentralisasi.
DATA DISTRIBUTION DAN TECHNOLOGY ASSIGNMENTS
1. Definisi Application Architecture
Application architecture
– Spesifikasi teknologi yang
digunakan untuk menerapkan sistem informasi.
Cetak biru
(blueprint)
untuk mengkomunikasikan keputusan-
keputusan rancangan:
Apakah sistem informasi merupakan sistem yang terpusat at
au
terdistribusi
Distribusi
data yang
tersimpan
Distribusi
data yang
tersimpan
Implementasi teknologi untuk piranti
software developed in-house.
Integrasi dari
software
komersial
Teknologi yang digunakan untuk menerapkan
user interface.
Teknologi yang digunakan untuk berhubungan dengan sistem
lain.
2009
3
www.teknikindustri.org
2. The Physical DFD
Contains the same components as the logical DFD
The same rules pertaining to balance and decomposit
ion
apply
Contains additional details describing how the syst
em will
be built
2009
4
www.teknikindustri.org
Steps to create the physical DFD
1.
Add implementation references
2.
Draw a human-machine boundary
3.
Add system-related data stores, data flows and
processes
4.
Update
data elements in the data flows
4.
Update
data elements in the data flows
5.
Update the metadata in the CASE repository
2009
5
www.teknikindustri.org
a. Physical Process
Physical process
– merupakan
processor,
seperti komputer
atau seseorang, atau penerapan teknis dari kerja khusus,
seperti program komputer atau proses manual.
Logical process
dapat ditugaskan pada
physical processors
seperti
PC, servers, mainframe
,
orang
,
atau
peralatan
dalam
2009
www.teknikindustri.org
6
seperti
PC, servers, mainframe
,
orang
,
atau
peralatan
dalam
sebuah network.
Sebuah DFD fisik memodelkan struktur jaringan
(network)
tersebut.
a. Physical Process (lanjutan)
Masing-masing
logical process
dapat diterapkan pada satu atau
lebih
physical process.
Logical process
dapat dipecah ke dalam beberapa
physical
process
:
mendefinisikan aspek yang dilakukan oleh orang atau komputer
mendefinisikan
aspek
yang
diterapkan
oleh
teknologi
yang
berbeda
2009
www.teknikindustri.org
7
mendefinisikan
aspek
yang
diterapkan
oleh
teknologi
yang
berbeda
Memperlihatkan beberapa penerapan dari proses yang sama
Menambahkan proses sebagai perkecualian dan kontrol internal (contoh
:
untuk keamanan)
a. Physical Process (lanjutan)
ID (optional)
Action Verb
+
Noun or Object
Phrase
Implementation
Notation
Implementation
2009
8
www.teknikindustri.org
b. Physical Data Flow
Physical data flow
menggambarkan hal-hal berikut:
Penerapan yang direncanakan baik “input ke” atau “outpu
t dari”
physicall
process.
Database command or action
seperti
create, read, update, or delete.
Impor data dari, atau ekspor data ke sistem informasi lai
n di luar jaringan
Aliran
data (
variabel
dan
parameter)
antar
modul
atau
subroutine
dalam
program.
program.
2009
9
www.teknikindustri.org
b. Physical Data Flow: contoh
2009
10
www.teknikindustri.org
b. Physical Data Flows (lanjutan)
2009
11
www.teknikindustri.org
c. Physical External Agent
Physiscal External Agents merupakan kelanjutan dari mod
el
logical DFD
Jika
lingkup
berubah
,
logical model
harus
diubah
sebelum
Jika
lingkup
berubah
,
logical model
harus
diubah
sebelum
physical model
digambarkan
2009
12
www.teknikindustri.org
d. Physical Data Store
Physical data store
menggambarkan penerapan dari:
Database
Tabel dalam sebuah database
File komputer
Tape / media backup lain
Temporary file/batch
Temporary file/batch
Non-computerized file
2009
13
www.teknikindustri.org






Sistem Manusia Dan Mesin ( Ergonomi )
SISTEM MANUSIA MESIN
(ERGONOMI)
Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Ergonomi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari interaksi antara manusia dan objek yang Fokus perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di dalam perencanaan man-made objek (proses perancangan produk) dan lingkungan kerja. Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral. Maka, secara

sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN DALAM SEBUAH SISTEM KERJA (MAN-MACHINE SYSTEMS)
Sistem manusia mesin merupakan sebuah sistem yg baik biasanya memiliki sifat deterministik yg relatif tertutup. Sehingga sistem dapat diduga yg selalu berjalan tepat seperti seharusnya. Dalam sistem informasi, unsur mesin seperti komputer dan program komputer relatif tertutup dan deterministik. Sedang unsur manusia adalah sistem terbuka dan probabilistik. Pemakaian manusia dan mesin membentuk sebuah sistem manusia-mesin. Sistem manusia-mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia hanya sebagai suatu pengawas atas operasi mesin. Sistem – secara umum – bisa didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen (yang lazim disebut sub-sistem) yang terorganisir dan memiliki fungsi yang berkaitan erat satu dengan lainnya guna mencapai tujuan bersama yang telah diterapkan sebelumnya. Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan yang akan memberi batasan, dan perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan ini akan mempengaruhi sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Satu hal yang akan sangat penting dipertimbangkan didalam analisis sistem ialah bahwa setiap sistem akan merupakan bagian (sub-sistem) dari sistem lain yang lebih besar. Dengan demikian pendekatan sistem (system approach) akan dimaksudkan sebagai pendekatan yang memperhatikan setiap permasalhan secara total atau terpadu (integral). Pemecahan masalah dalam hal itu harus dianalisis dengan melihat keterkaitan antara satu sistem dengan sub-sistem yang lainnya. Selanjutnya yang dimaksudkan dengan sistem manusia-mesin (man-machine system) ialah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, dimana salah satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Dengan “mesin” maka disini akan diartikan secara luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa dipergunakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya. Jelas tampak bahwa sistem biasa diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia disini memegang posisi kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada didirinya. Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :
• Display instrument akan mencatat dan memberikan informasi mengenai perkembangan kegiatan/proses produksi yang berlangsung, operator kemudian menyerap informasi ini secara visual (persepsi) dan mencoba menginterpretasikannya secara seksama. Berdasarkan interpretasi yang dilakukan serta pengetahuan yang sebelumnnya sudah dimiliki maka operator (manusia) kemudian mencoba membuat keputusan.
• Langka berikutnya, operator kemudian mencoba mengkomunikasikan keputusan yang telah diambilnya kemesin dengan menggunakan mekanisme kontrol. Instrument kontrol selanjutnya memberikan gambaran (display) mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan oleh operator, dan selanjutnya sistem kerja mesin akan memberikan proses kegiatan produksi sesuai dengan program yang diberikan oleh operator tersebut. Demikian seterusnya siklus ini akan berulang.
Dalam sistem manusia mesin yang dimodelkan secara sederhana dapat terlihat bahwa problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil oleh manusia (operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations yang dilaksanakan operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin. Disini penelitian Ergonomi dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk display untuk menampilkan informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin itu sendiri. Dalam kaitannya dengan sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam hubungan (interaksi) manusia-mesin, yaitu manual man-machine systems, semiautomatic man-machine systems, dan automatic man-manchine systems. Dalam Manual Man-Machine Systems ini masukan (input) akan langsung ditransfomasikan oleh manusia menjadi keluaran (output). Contoh dalam hal ini ialah seorang pekerja melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan peralatan sederhana seperti ball-point untuk menulis. Disini manusia masih memegang kendali (control) secara penuh didalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan atau kapabilitasnya didalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sistem dimana manusia secara penuh sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali (control) langsung dikenal sebagai sistem manual.
Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi yang pesat, maka telah berhasil diketemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin kompleks cara kerjanya. Tidak seperti halnya pada manual man-machine system, maka dalam semiautomatic man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk kedalam sistem manusia. Demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu mekaniske tertentu sebelum suatu output berhasil diproses.
Contoh kontrit dari sistem tersebut adalah apa yang terjadi dalam cara kerja mobil. Adanya instrumen-instrumen atau display-display panel dalam mobil akan mampu menunjukkan kecepatan mobil yang sedang berjalan dan / atau jumlah bahan bakar yang masih ada dalam tangki mobil tersebut. Disini manusia (pengemudi) tidak akan bisa secara langsung mengendalikan atau mengontrol sumber tenaga penggerak mobil tersebut secara langsung, karena dalam sistem ini mesinlah yang akan memberikan tenaga yang mampu menyebabkan mobil bergerak. Manusia disini kemudian akan melaksanakan fungsi kontrol dengan memakan waktu input-nya lewat display dan mekanisme lainnya seperti kemudi, rem, gas, dan lain-lain. Sistem dimana mesin akan memberikan tenaga (power) dan manusia akan melaksanakan fungsi kontrol dikenal sebagai sistem semiautomatic. Ber”konsok-bali” dengan sistem manual, maka dalam sistem automatis sistem mesin akan memegang peranan penuh secara langsung. Disini mesin akan melaksanakan dua fungsi sekaligus, yaitu penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas seperti yang umum dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja secara baik, serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-program baru apabila diperlukan. Sistem dimana mesi akan berfungsi penuh sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali langsung aktivitas dikenal sebagai sistem automatic. Penyelidikan tertahap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu kenyataan bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih jika dikerjakan oleh manusia dan sebaliknya ada pula beberapa jenis pekerjaan yang labih baik bila dilaksanakan oleh mesin. Dengan memperhatikan kekurangan serta kelebihan masing-masing maka akan diperoleh tabel perbandingan manusia mesin ini antara lain seperti berikut :
Tabel 5.1.
Perbandingan manusia dengan mesin
Masalah Manusia Mesin
Kecepatan
Tenaga (power)
Keseragaman
Ingatan (memory)
Berpikir
Kalkulasi
Reaksi terhadap Lambat
Kecil, terbatas dan berubah-ubah
Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor dengan mesin
Bisa mengingat segala macam, dengan pendekatan dari berbagai sudut, baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi
Induktif baik.
Lambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan, tetapi memiliki kemampuan
koreksi.
Degradasi Cepat
Dapat diatur dengan baik
Seragam atau standard cocok untuk pekerjaan rutin & masal.
Baik untuk menyimpan dan memproduksi sesuatu yang sudah hditentukan, baik untuk jangka pendek maupun panjang (komputer).
Deduktif baik.
Cepat dan tepat, tetapi tidak memiliki kemampuan koreksi.
Kerusakan tiba-tiba
Dari perbedaan antara manusia dan mesin tersebut di atas, maka diharapkan akan dapat dirancang suatu sistem manusia-mesin dimana interaksi hubungan antara manusia dan mesin tersebut akan saling melengkapi satu dengan lainnya. Disini kita melihat bahwa kelebihan utama manusia dibandingkan dengan mesin adalah sifatnya yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia bisa merubah peranannya dengan cepat dan teratur, sehingga memungkinkannya untuk bisa bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi sifat yang mudah berubah-ubah dari manusia ini juga membuktikan sifat ketidakstabilan manusia, yaitu cara atau apa yang dihasilkan sekarang belum tentu sama denan yang dihasilkan yang akan datang. Hal lain berbeda dengan sifat mesin yang relatif lebih stabil dibandingkan dengan manusia. Denan kata lain, sistem manusia-mesin pada hakekatnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem manusia-mesin, maka diharapkan dalam proses perancangan sistem manusia-mesin yang terdiri dari manusia, mesin, peralatan dan lingkungan kerjanya akan dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang baru dalam perkembangannya akan banyak memerlukan informasi-informasi yang berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Sekali lagi, manusia adalah manusia. Manusia bukanlah mesin. Sehingga tidak selayaknya kalau mesin “mengatur” manusia. Untuk itu pendekatan ergonomis akan mengharuskan kita merancang mesin, peralatan maupun lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang akan mengoperasioannya.
Macam Hubungan (Interaksi) Manusia – mesin :
1. Sistem manusia – mesin secara Manual
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis
1. Sistem manusia – Mesin Secara Manual :
- Masukan (Input) akan langsung ditransformasikan oleh manusia menjadi keluaran (output)
- Manusia memegang kendali secara penuh dalam menjalankan aktifitas
- Mesin hanya sekedar menambah kemampuan dalam menyelesaikan aktifitas.
- Manusia sebagai sumber tenaga (Power) dan sekaligus fungsi kendali (Control)
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis :
- Adanya mekanisme khusus yg akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk kedalam system manusia
- Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu output berhasil diproses oleh mesin
- Mesin yang memberikan sumber tenanga (Power)
- Manusia yg melakukan proses kendali (Control)
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis :
- Mesin memegang peranan penuh secara langsung
- Mesin sebagai penerima rangsangan dari luar
- Mesin juga sebagai pengendali aktifitas
- Manusia hanya memonitor agar mesin dapat bekerja secara baik
- Manusia dapat memasukan data atau mengganti program apabila diperlukan
- Mesin berfungsi penuh sebagai sumber tenanga (Power) & Pengendali (Control) aktifitas.
Berdasarkan Penyelidikan :
- Kedua sub Manusia & Mesin mempunyai kelebihan dan kekurangan
- Ada pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh Manusia
- Ada pekerjaan yang lebih baik dikerjakan oleh Mesin
Masalah Manusia Mesin Kecepatan Lambat Cepat
Tenaga (Power) Kecil, terbatas dan berubah-ubah Dapat diatur dengan baik, bisa kecil, besar dan tetap. Keseragaman Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor dengan mesin Seragam / standar, cocok untuk pekerjaan rutin.
Ingatan (Memory) Bisa mengingat segala macam, dengan pendekatan dari berbagai sudut, baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi. Baik untuk menyimpan memori proses guna memproduksi sesuatu yg sudah ditentukan, baik untuk jangka pendek, maupun panjang, terbatas pada data yg tersimpan.
• Kelebihan Manusia adalah :
- Mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
- Dapat merubah peranan dengan cepat dan teratur
- Memungkinkan dapat bekerja dalam kondisi apapun
• Kekurangan Manusia adalah :
- Mempunyai sifat yg mudah berubah-ubah
- Mempunyai sifat ketidakstabilan (cara atau apa yg dihasilkan saat ini belum tentu sama dengan yg dihasilkan akan datang)
• Kelebihan Mesin adalah :
- Mempunyai sifat relatif lebih stabil
- Dapat diatur dengan baik berdasarkan kebutuhan
- Dapat melakaukan pekerjaan rutin / massal dengan standar
- Dapat melakukan kalkulasi dengan cepat
• Kekurangan Mesin adalah :
- Tidak daat melakukan koreksi
- Tidak dapat melakukan pengembangan sendiri (terbatas pada data yg tersimpan)
- Tidak dapat menerima beban lebih (Overload) maka akan rusak tiba-tiba.
- Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen dalam system manusia – mesin, diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal
- Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yg baru, dalam perkembangannya akan banyak memerlukan informasi yang berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.
- Manusia adalah manusia, bukan mesin, sehingga selayaknya mesin yang mengatur manusia
- Pendekatan Ergonomi mengharuskan kita merancang mesin, peralatan maupun lingkungan kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia ygakan mengoperasikannya.
Secara umum aplikasi konsep Human Integrated Design (HID) dapat dijelaskan berdasarkan 2 (dua)
prinsip yaitu : pertama, seorang perancang produk harus menyadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, mekanis (semi-automatics) ataukah otomatis penuh.
Kedua, seorang perancang produk harus juga menyadari bahwa setiap produk akan memerlukan informasi-informasi detail dari semua faktor yang terkait dalam setiap proses perancangan. Seorang perancang produk harus mengetahui sistem operasional seperti apa yang dapat dikerjakan lebih baik oleh manusia (didasarkan oleh factor kelebihan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan mesin/alat); dan disisi lain dengan menyadari segala kekurangan serta kelemahan manusia, maka keterbatasan-keterbatasan ini kemudian bisa dialokasikan untuk kemudian dikerjakan oleh sub-sistem mesin (produk) yang dirancang. Data yang berkaitan dengan kelebihan, kekurangan maupun keterbatasan — baik yang bersifat fisiologik maupun psikologik — bisa dikembangkan melalui riset ergonomis yang merujuk manusia sebagai obyek dan sekaligus subyek pengamatan. Esensi dasar dari evaluasi ergonomis dalam proses perancangan produk adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasikan dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah“man-made object”.