PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI
Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem
lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan
sudah teratasi pada sistem yang baru.
Sekarang dibahas:
-
Siklus
hidup
-
Analisis
Perancangan
SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLES - SDLC)
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sbb:
1.
Analisis Sistem:
menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem
informasi dan proses organisasi.
2.
Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat
keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi
3.
Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan
melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap
perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak
4.
Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan
seperlunya.
5.
Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan
fasilitas.
6.
Evaluasi Sistem:
mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah
dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan
model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti
prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.
ANALISIS
SISTEM
Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
1.
Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi
sesuai dengan kebutuhan.
2.
Kebutuhan baru: adanya
kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya
modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
3.
Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
4.
Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
Batasan analisis sistem:
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab
pertanyaan umum, sbb:
1.
Sistem baru apakah
yang akan dibangun? atau
2.
Sistem apakah yang
akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?
Untuk itu secara detail
harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
1.
Informasi
apakah yang dibutuhkan?
2.
Oleh
siapa?
3.
Kapan?
4.
Dimana?
5.
Dalam
bentuk apa?
6.
Bagaimana
cara memperolehnya?
7.
Dari
mana asalnya?
8.
Bagaimana
cara mengumpulkannya?
Proposal mengadakan
analisis sistem:
Berisi:
1.
Definisi yang jelas
dan konsisten tentang alasan untuk analisis
2.
Definisi batasan
analisis yang akan dilakukan
3.
Identifikasi fakta
yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis
4.
Identifikasi sumber
dimana fakta dapat diperoleh
5.
Uraian tujuan dan
kendala yang mungkin dalam analisis
6.
Proyeksi
kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis
7.
Jadwal
tentatif analisis
Sumber-sumber fakta yang dapat dipelajari untuk analisis
sistem:
1.
Sistem yang ada
2.
Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara orang-organisasi atau fungsi ada
3.
Sumber External: interface
dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal, textbook dan informasi atau ilmu
lain yang berada diluar sistem
Kerangka Analisis:
1.
Analisis terhadap level pembuat keputusan (manajemen organisasi): menganalisa organisasi, fungsi dan
informasi yang dibutuhkan beserta informasi yang dihasilkan.
2.
Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, siapa yang memerlukan,
dari mana asalnya.
3.
Analisis
terhadap input dan output.
Dalam analisis ini
digunakan teknik dan alat bantu, a.l: interview, questionaire, observation,
sampling and document gathering, charting (organisasi, flow, dfd, ER, OO, dll),
decision table and matric
Laporan hasil analisis:
Laporan hasil analisis
harus berisi:
1.
Uraian alasan dan
scope (batasan) analisis
2.
Deskripsi sistem
yang ada dan operasinya.
3.
Uraian tujuan
(objektif) dan kendala sistem
4.
Deskripsi tentang
masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi masalah
5.
Uraian
tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama proses analisis
6.
Rekomendasi-rekomendasi
sistem yang baru dan kebutuhannya untuk desain awal
7.
Proyeksi kebutuhan
sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk dalam desain sistem baru atau
memodifikasinya. Proyeksi
ini termasuk kelayakan untuk proses selanjutnya.
Yang terpenting adalah bagian 6 dan 7.
Katagori aspek
kelayakan:
1.
Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
2.
Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa operasional
organisasi.
3.
Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang menjalankan organisasi
4.
Kelayakan jadwal: dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti PERT dan GANTT CHART. Apakah jadwal
pengembangan layak atau tidak.
Hasil akhir analisis
sistem (keputusan):
1.
Hentikan pekerjaan,
karena proposal tidak layak.
2.
Tunggu beberapa
saat, karena masih ada pertimbangan lain.
3.
Modifikasi,
manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan subsistem lain.
4.
Proses dengan
syarat, ada persyaratan kelayakan.
5.
Proses
tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses dilanjutkan
ke desain awal.
PERANCANGAN SISTEM
Analisis sistem
digunakan untuk menjawab pertanyaan what?
Sedangkan desain digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk
memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses
desain:
1.
Sumber daya
organisasi:
bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan
methods.
2.
Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
3.
Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
4.
Metode
pemrosesan data,
apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
5.
Operasi data. Ada beberapa
operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange, summarize, calculate,
store, retrieve, reproduce dan disseminate.
6.
Alat bantu
desain,
seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.
Langkah dasar dalam
proses desain:
1.
Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan
tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan
kebutuhan informasi sistem.
2.
Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran sistem
secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3.
Menerapkan
kendala2 organisasi (applying
organizational contraints). Menerapkan
kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen
organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan
adalah: performance, reliability, cost,
instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life
expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah
model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi sebagai
input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai
yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4.
Mendefinisikan
aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan
input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan
proses iteratif sbb:
a.
Mengidentifikasn
output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem (system’s goal)
b.
Me-list
field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
c.
Mengidentifikasi
input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang
diperlukan.
d.
Mendeskripsikan
operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output
yang diperlukan.
e.
Mengidentifikasi
elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama pemrosesan
input menjadi output.
f.
Ulangi
langkah a-e terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan diperoleh.
g.
Bangun
basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi kebutuhan
sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
h.
Berdasarakan
kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost
pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
i.
Definisikan
berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan
kualitas umum pemrosesan data.
j.
Selesaikan
format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
5.
Menyiapkan
proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah
proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu
disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
a.
Menyatakan
ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif
khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain sistem.
b.
Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh
sistem yang akan diajukan.
c.
Menampilkan semua
sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
d.
Mengidentifikasi
asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap
desain sistem akhir.
Sedangkan format dari proposal desain ini sangat
berfariasi akan tetapi mengandung hal-hal di atas.
Prinsip
Dasar Desain
Ada 2 prinsip dasar desain, a.l:
1.
Desain sistem
monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa
diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
2.
Desain sistem
modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi
rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan
kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat
dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing,
file update, data storage, data retrival, information report dan data
processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah
sistem informasi:
1.
Sumber data
sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
2.
Akurasi
sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect
dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
3.
Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer
sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
4.
Pewaktuan yang
diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi
tersebut diperlukan.
5.
Perlu
pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6.
Pengumpulan data
tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
7.
Semua sumber data
harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8.
Data yang sudah divalidasi,
sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9.
Total kontrol harus
segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar
dilakukan.
10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis
data kecuali ada kendala sistem.
11.
Semua
field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12.
Semua
data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13.
File
transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14.
Prosedur
backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15.
Setiap
file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16.
Semua
field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.
a) Berdasarkan pada alternative
Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya agar disusun
berbagai alternative, misalnya untung dan rugi kelebihan dan kekurangannya,
kendala dan dukungannya, sehingga dapat menentukan perencanaan yang paling
baik.
b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi
tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya.
Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan sumber dana, tenaga
kerja, dsb.
c) Harus ekonomisDisamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan
tingkat ekonomis dalam suatu rencana. Hindarkan faktor pemborosan, biaya,
waktu, tempat, dsb.
d) Harus luwes (fleksibel)
Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir
sesuai dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut.
Pada dasarnya perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,
namun dalam prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat
dihindarkan.
e) Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat diikutkan berbagai pihak untuk
memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya partisipasi,
perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping rencana menjadi
lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para karyawan (karena merasa ).
Dalam manajemen, perencanaan
adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau
rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,
artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa
yang harus dilakukan.
Arsitektur
Sistem Informasi dalam Jaringan
1. Konsep Dasar Arsitektur Sistem Informasi
A. Arsitektur Sistem Informasi
Arsitektur sistem informasi terkadang
disebut juga sebagai arsitektur teknologi informasi, arsitektur sistem
informasi atau infrastruktur teknologi informasi.Adapun beberapa definisi
mengenai arsitektur sistem informasi adalah sebagai berikut :
“Pemetaan atau rencana
kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi” (Turban,
McLean, Wetherbe, 1999)
“Bentuk khusus yang menggunakan teknologi informasi dalam
organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang telah dipilih “ (Laudon & Laudon, 1998)
“Desain sistem komputer secara keseluruhan (termasuk sistem
jaringan) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi yang spesifik” (Zwass, 1998)
Arsitektur dari sistem merupakan
sekumpulan dari model-model terhubung yang menggambarkan sifat dasar dari
sebuah sistem. Keanekaragaman dari banyak model menggambarkan bagian berbeda
dan aspek atau pandangan yang berbeda dari suatu sistem. Komponen merupakan
blok pembangun : sistem dapat dibangun dengan cara menyatukan sekumpulan
komponen berdasarkan aturan tertentu. Pandangan yang berbeda dari tiap komponen
bukan berarti komponen-komponen tersebut berlaku sebagai sebuah sistem yang
berdiri sendiri. Biasanya , sudut pandang dari suatu sistem terbagi menjadi
beberapa sudut pandang yaitu : sudut pandang bisnis, sudut pandang fungsional
dan sudut pandang teknis. Masing-masing dari sudut pandang tersebut dapat
dipecah lagi menjadi beberapa bagian. Sebagai contoh , sudut pandang teknis
dapat dipecah menjadi sudut pandang software dan sudut pandang jaringan.
Sedangkan arsitektur sistem informasi dapat dipecah menjadi empat level yaitu ;
1.
Business architecture.
2.
Functional architecture.
3.
Software architecture.
4.
Network architecture.
Arsitektur sistem informasi berguna sebagai penuntun bagi
operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk arahan di
masa mendatang. Sedangkan tujuannya adalah agar bagian teknologi
informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi.
Dalam artikel ini akan lebih banyak membahas tentang network architecture dari
arsitektur sistem informasi. Penjelasan lebih mendetail akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya.
Contoh arsitektur informasi
B. Arsitektur
Sistem Informasi dalam Jaringan
Dalam praktiknya arsitektur yang
berjalan dalam jaringan dapat dibagi tiga jenis arsitektur jaringan (network
architecture), yaitu
- Arsitektur Terpusat
(Centralized)
- Arsitektur Tersebar (
Decentralized )
- Arsitektur Client / Server
Arsitektur Tersentralisasi
Arsitektur Tersentralisasi (terpusat) telah dikenal semenjak
tahun 1990, dengan mainframe sebagai aktor utama yang melakukan semua
pemrosesan data. Pengimplementasian dari arsitektur ini adalah pemrosesan data
yang terpusat, biasanya disebut komputasi terpusat. Kebanyakan perusahaan tidak
menggunakan model seperti ini.
Keuntungan
|
Kerugian
|
- Instalasi lebih aman
- Kontrol aman
- Biaya pemeliharaan murah
- Lebih mudah
dalam membuat perencanaan strategis
- Lebih mudah melakukan
pelatihan
- Hardware dan software
terstandarisasi sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan
|
- Jika ada
masalah maka semua akan terkena dampaknya (kurang fleksibel)
- Sistem yang
dibuat secara global, tidak spesifik sesuai kebutuhan masing-masing
bagian
- Pemrosesan di mainframe lebih
lama (traffic padat)
- Jika
ingin merubah subsistem maka akan berdampak ke seluruh sistem (kurang di
kustomisasi)
|
Arsitektur
Terdistribusi / Desentralisasi
Pemrosesan data pada arsitektur terdistibusi berbeda
dengan pemrosesan data pada arsiteketur tersentralisasi. Sistem pemrosesan data
terdistribusi atau biasa disebut dengan komputasi tersebar merupakan suatu
sistem yang terdiri dari sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi
yang di hubungkan dengan sarana telekomunikasi.
Keuntungan
|
Kerugian
|
- Biaya pengembangan sistem
akan lebih hemat karena pembuatan sistem lebih spesifik dalam kebutuhan
bisnis dan lebih mempunyai tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya.
- Personil
sistem informasi lebih agresif dalam menganalisis kebutuhan sistem.
- Personil
sistem informasi memiliki tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
- Kepuasan pemakai karena
pengembangan sistem informasi berorientasi kepada end user.
|
- Biaya
perawatan akan lebih mahal karena hardware atau software tidak
terstandarisasi sehingga akan melibatkan banyak pakar.
- Pengontrolan
lebih sulit untuk dilakukan dan dimungkinkan akan terjadi kekacauanan dalam
sistem komputer.
- Aplikasi dan data antar unit
akan terasa lebih sulit.
- Dalam melakukan tugas akan
terjadi kemubadziran karena ketidak sesuaian dalam menyediakan perangkat
keras dan lunak
|
Arsitektur
Client-Server
Berbagai komputer dari berbagai vendor
dapat saling berinteraksi, istilah ini biasanya disebut dengan
introperabilitas.Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan
sesuatu permintaan data atau layanan ke server.Sever adalah proses atau sistem
yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client.
Keuntungan
|
Kerugian
|
- Mengurangi dampak dari
traffic padat.
- Jika
salah satu unit mati maka yang lain masih dapat digunakan.
- Pemrosesan data lebih cepat
karena client dapat mengolah data sendiri
|
- Kurangnya skabilitas.
- Koneksi database dijaga.
- Tidak ada keterbaruan baru
|
2. Implementasi
Arsitektur Sistem Informasi pada Jaringan
Ada banyak contoh implementasi sehari-hari dari arsitektur sistem informasi
dalam jaringan. Berikut ini salah satu contohnya :
ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
[ STUDI KASUS PADA PT. SURYA AGENCY ]
Proses Arsitektur
Proses arsitektur atau target arsitektur merupakan proses aliran arus informasi
yang terdapat dalam cabang perusahaan PT. Surya Agency.
Pada proses di atas digambarkan bahwa dalam sebuah cabang dari perusahaan ini
hanya memiliki 1 buah server yang terhubung dalam jaringan LAN dengan PC
Konsumen, Mitra, Manager, Sales, Operator dan Accounting (auditor). Sedangkan
server terhubung dengan database karyawan dan konsumen, dimana data terseut
terhubung ke internet dan bisa diakses oleh kantor pusat.
Arsitektur Informasi
Informasi arsitektur merupakan kebutuhan data yang diperlukan untuk menunjang
proses bisnis. Dalam hal ini arsitektur informasi yang diperlukan dalam arus informasi
di cabang perusahaan PT. Surya Agency sebagaimana gambar di bawah ini.
Pada arsitektur informasi di atas
tampak bahwa konsumen, mitra bisnis, sales, operator dan accounting terhubung
dalam jaringan LAN. Konsumen dan parter hanya melakukan transaksi melalui form
transaksi, sedangkan sales mengecek dan mengantar barang dan sekaligus mencari
peluang untuk pemasaran barang. Operator melakukan pengecekan terhadap arus
informasi dan sekaligus berperan dan bertanggung jawab atas stok barang.
Sementara accounting mengedit dan mengevaluasi stok barang berikut penjualan
yang selanjutnya di laporkan pada pusat peruahaan.
Sistem Arsitektur Informasi
Sistem arsitektur informasi merupakan gambaran kebutuhan data kompleks yang
diperlukan dalam arsitektur informasi. Dalam hal ini informasi yang dibahas
adalah alur atau hubungan data konsumen, patner, sales, produk, dan transaksi
penjualan barang. Jika digambarkan dalam bentuk DFD alan tampak seperti di
bawah ini :
Dan untuk lebih jelasnya sistem
arsitektur informasi terlihat seperti di bawah ini :
Arsitektur
system informasi yang berada dalam jaringan adalah deretan kata luas yang harus
kita pilah. Spesifikasi dari jaringan tersebut ada dua yaitu jaringan internet
dan jaringan intranet. Pada kedua jaringan ini proses perencanaannya berbeda. Sebetulnya teknologi Intranet
datang bersama dengan teknologi Internet. Pada dasarnya Intranet menggunakan
teknologi Internet. Perbedaannya hanyalah penggunaan firewall, suatu server yang digunakan untuk melindungi aset sistem
informasi dari serangan pihak luar. Hal ini menjadikan Intranet benar-benar
dapat berfungsi secara independen dari Internet. Hal lain yang membedakan
Intranet dan Internet adalah dari sisi penggunanya. Intranet ditujukan bagi
kalangan dalam (organisasi itu sendiri). Sedangkan situs Internet ditujukan
bagi pihak luar organisasi tersebut.
Prinsip-prinsip arsitektur akan
mempengaruhi keseluruhan proses desain. Berikut adalah ideal prinsip dari dari
arsitektur pengembangan system informasi baik di jaringan internet maupun di
jaringan:
- Keputusan
SI harus mengacu pada Tujuan Strategis Organisasi
- Menggunakan
Open Standards bila memungkinkan
- Sistem
tidak tergantung platform dan dapat diakses secara global
- Mengadopsi
produk dan platform yang telah distandarkan untuk mengurangi perbedaan
- Merancang
dengan target yang tercakup dalam Information Criteria
Arsitektur Sistem Informasi Yang Berjalan Pada Jaringan Intranet
Model
organisasi suatu Intranet dapat dibedakan menjadi :
- Model tersentralisasi,
pada model yang bersifat top down ini, hanya ada satu Web Server yang
dikelola secara khusus oleh unit khusus di organisasi tersebut. Seluruh
web page (dokumen, form dan lain lain) didisain secara terpusat. Sehingga
perubahan dokumen harus dimintakan kepada unit pengelola. Model ini
memiliki alasan yang baik, yaitu bentuk dokumen yang koheren, dan
standard. Juga hal ini memudahkan dalam melakukan administrasi sistem.
Hanya ada satu komputer yang berfungsi sebagai server. Kekurangannya
adalah sistem ini kurang terdistribusi, jadi tak ubahnya seperti sistem
sentralisasi tradisional. Juga terkadang pengembangan secara sentraliasasi
ini akan lambat dilaksanakan karena faktor birokratis. Permasalahan lain adalah
bila, komputer server tersebut mengalami kegagalan, maka seluruh dokumen
dan sistem menjadi tak dapat bekerja.
- Model desentralisasi,
setiap anggota organisasi boleh mensetup Web Server dan meletakkan
informasi. Pada model ini pemasangan web server bisa dilakukan pada
berbagai jenis mesin, baik PC, Mac maupun UNIX. Alasan yang mendukung
model ini adalah, user yang mensetup mesin tersebut adalah orang yang
paling mengetahui tentang informasi di bidangnya. Pada model sentral, user
tersebut harus menyesuaikan dengan standard yang ada pada team pengelola
pusat. Kelebihan lainnya adalah, orang yang memiliki informasi dengan
cepat dapat menyumbangkan informasi tersebut.
Kelemahan dari model ini adalah karena terlalu mudah diinstall, maka cenderung
menjadi tak terorganisir dengan baik.
- Model campuran,
gabungan dari model sentralisasi dan desentralisasi.
DATA
DISTRIBUTION DAN TECHNOLOGY ASSIGNMENTS
1. Definisi Application Architecture
Application architecture
– Spesifikasi teknologi yang
digunakan untuk menerapkan sistem
informasi.
Cetak biru
(blueprint)
untuk mengkomunikasikan keputusan-
keputusan rancangan:
Apakah sistem informasi merupakan
sistem yang terpusat at
au
terdistribusi
Distribusi
data yang
tersimpan
Distribusi
data yang
tersimpan
Implementasi teknologi untuk piranti
software developed in-house.
Integrasi dari
software
komersial
Teknologi yang digunakan untuk
menerapkan
user interface.
Teknologi yang digunakan untuk
berhubungan dengan sistem
lain.
2009
3
www.teknikindustri.org
Contains the same components as the
logical DFD
The same rules pertaining to balance
and decomposit
ion
apply
Contains additional details describing
how the syst
em will
be built
2009
4
www.teknikindustri.org
Steps to create the physical DFD
1.
Add implementation references
2.
Draw a human-machine boundary
3.
Add system-related data stores, data
flows and
processes
4.
Update
data elements in the data flows
4.
Update
data elements in the data flows
5.
Update the metadata in the CASE
repository
2009
5
www.teknikindustri.org
Physical process
– merupakan
processor,
seperti komputer
atau seseorang, atau penerapan
teknis dari kerja khusus,
seperti program komputer atau proses
manual.
Logical process
dapat ditugaskan pada
physical processors
seperti
PC, servers, mainframe
,
orang
,
atau
peralatan
dalam
2009
www.teknikindustri.org
6
seperti
PC, servers, mainframe
,
orang
,
atau
peralatan
dalam
sebuah network.
Sebuah DFD fisik memodelkan struktur
jaringan
(network)
tersebut.
a. Physical Process (lanjutan)
Masing-masing
logical process
dapat diterapkan pada satu atau
lebih
physical process.
Logical process
dapat dipecah ke dalam beberapa
physical
process
:
mendefinisikan aspek yang dilakukan
oleh orang atau komputer
mendefinisikan
aspek
yang
diterapkan
oleh
teknologi
yang
berbeda
2009
www.teknikindustri.org
7
mendefinisikan
aspek
yang
diterapkan
oleh
teknologi
yang
berbeda
Memperlihatkan beberapa penerapan
dari proses yang sama
Menambahkan proses sebagai
perkecualian dan kontrol internal (contoh
:
untuk keamanan)
a. Physical Process (lanjutan)
ID (optional)
Action Verb
+
Noun or Object
Phrase
Implementation
Notation
Implementation
2009
8
www.teknikindustri.org
Physical data flow
menggambarkan hal-hal berikut:
Penerapan yang direncanakan baik
“input ke” atau “outpu
t dari”
physicall
process.
Database command or action
seperti
create, read, update, or delete.
Impor data dari, atau ekspor data ke
sistem informasi lai
n di luar jaringan
Aliran
data (
variabel
dan
parameter)
antar
modul
atau
subroutine
dalam
program.
program.
2009
9
www.teknikindustri.org
b. Physical Data Flow: contoh
2009
10
www.teknikindustri.org
b. Physical Data Flows (lanjutan)
2009
11
www.teknikindustri.org
c. Physical External Agent
Physiscal External Agents merupakan
kelanjutan dari mod
el
logical DFD
Jika
lingkup
berubah
,
logical model
harus
diubah
sebelum
Jika
lingkup
berubah
,
logical model
harus
diubah
sebelum
physical model
digambarkan
2009
12
www.teknikindustri.org
Physical data store
menggambarkan penerapan dari:
Database
Tabel dalam sebuah database
File komputer
Tape / media backup lain
Temporary file/batch
Temporary file/batch
Non-computerized file
2009
13
www.teknikindustri.org
Sistem
Manusia Dan Mesin ( Ergonomi )
SISTEM MANUSIA MESIN
(ERGONOMI)
Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan
satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan
keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Ergonomi adalah
ilmu interdisipliner yang mempelajari interaksi antara manusia dan objek yang
Fokus perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di
dalam perencanaan man-made objek (proses perancangan produk) dan lingkungan
kerja. Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan
manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam
sistem manusia-mesin yang integral. Maka, secara
sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut
untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau
lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan
yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas
kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman,
nyaman dan sehat.
INTERAKSI MANUSIA DAN MESIN DALAM SEBUAH SISTEM KERJA (MAN-MACHINE SYSTEMS)
Sistem manusia mesin merupakan sebuah sistem yg baik biasanya memiliki sifat
deterministik yg relatif tertutup. Sehingga sistem dapat diduga yg selalu berjalan
tepat seperti seharusnya. Dalam sistem informasi, unsur mesin seperti komputer
dan program komputer relatif tertutup dan deterministik. Sedang unsur manusia
adalah sistem terbuka dan probabilistik. Pemakaian manusia dan mesin membentuk
sebuah sistem manusia-mesin. Sistem manusia-mesin dapat mengandalkan mesin dan
memakai manusia hanya sebagai suatu pengawas atas operasi mesin. Sistem –
secara umum – bisa didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen (yang lazim
disebut sub-sistem) yang terorganisir dan memiliki fungsi yang berkaitan erat
satu dengan lainnya guna mencapai tujuan bersama yang telah diterapkan
sebelumnya. Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan yang akan memberi
batasan, dan perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan ini akan
mempengaruhi sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Satu hal yang akan
sangat penting dipertimbangkan didalam analisis sistem ialah bahwa setiap
sistem akan merupakan bagian (sub-sistem) dari sistem lain yang lebih besar.
Dengan demikian pendekatan sistem (system approach) akan dimaksudkan sebagai
pendekatan yang memperhatikan setiap permasalhan secara total atau terpadu
(integral). Pemecahan masalah dalam hal itu harus dianalisis dengan melihat
keterkaitan antara satu sistem dengan sub-sistem yang lainnya. Selanjutnya yang
dimaksudkan dengan sistem manusia-mesin (man-machine system) ialah kombinasi
antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin, dimana salah
satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran
berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Dengan “mesin” maka disini akan
diartikan secara luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti mesin,
peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa dipergunakan
manusia dalam melaksanakan kegiatannya. Jelas tampak bahwa sistem biasa
diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia disini memegang posisi
kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada didirinya. Arus informasi
dan arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :
• Display instrument akan mencatat dan memberikan informasi mengenai
perkembangan kegiatan/proses produksi yang berlangsung, operator kemudian
menyerap informasi ini secara visual (persepsi) dan mencoba
menginterpretasikannya secara seksama. Berdasarkan interpretasi yang dilakukan
serta pengetahuan yang sebelumnnya sudah dimiliki maka operator (manusia)
kemudian mencoba membuat keputusan.
• Langka berikutnya, operator kemudian mencoba mengkomunikasikan keputusan yang
telah diambilnya kemesin dengan menggunakan mekanisme kontrol. Instrument
kontrol selanjutnya memberikan gambaran (display) mengenai hasil dari tindakan
yang telah dilakukan oleh operator, dan selanjutnya sistem kerja mesin akan
memberikan proses kegiatan produksi sesuai dengan program yang diberikan oleh
operator tersebut. Demikian seterusnya siklus ini akan berulang.
Dalam sistem manusia mesin yang dimodelkan secara sederhana dapat terlihat
bahwa problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil
oleh manusia (operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations
yang dilaksanakan operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin.
Disini penelitian Ergonomi dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk
display untuk menampilkan informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin
itu sendiri. Dalam kaitannya dengan sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam
hubungan (interaksi) manusia-mesin, yaitu manual man-machine systems,
semiautomatic man-machine systems, dan automatic man-manchine systems. Dalam
Manual Man-Machine Systems ini masukan (input) akan langsung ditransfomasikan
oleh manusia menjadi keluaran (output). Contoh dalam hal ini ialah seorang
pekerja melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan peralatan sederhana
seperti ball-point untuk menulis. Disini manusia masih memegang kendali
(control) secara penuh didalam melaksanakan aktivitasnya. Peralatan kerja yang
ada hanyalah sekedar menambah kemampuan atau kapabilitasnya didalam
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sistem dimana manusia secara
penuh sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali (control) langsung dikenal
sebagai sistem manual.
Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi yang pesat, maka telah
berhasil diketemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin
kompleks cara kerjanya. Tidak seperti halnya pada manual man-machine system,
maka dalam semiautomatic man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan
mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk kedalam sistem
manusia. Demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah
atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu mekaniske tertentu sebelum suatu
output berhasil diproses.
Contoh kontrit dari sistem tersebut adalah apa yang terjadi dalam cara kerja mobil.
Adanya instrumen-instrumen atau display-display panel dalam mobil akan mampu
menunjukkan kecepatan mobil yang sedang berjalan dan / atau jumlah bahan bakar
yang masih ada dalam tangki mobil tersebut. Disini manusia (pengemudi) tidak
akan bisa secara langsung mengendalikan atau mengontrol sumber tenaga penggerak
mobil tersebut secara langsung, karena dalam sistem ini mesinlah yang akan
memberikan tenaga yang mampu menyebabkan mobil bergerak. Manusia disini
kemudian akan melaksanakan fungsi kontrol dengan memakan waktu input-nya lewat
display dan mekanisme lainnya seperti kemudi, rem, gas, dan lain-lain. Sistem
dimana mesin akan memberikan tenaga (power) dan manusia akan melaksanakan
fungsi kontrol dikenal sebagai sistem semiautomatic. Ber”konsok-bali” dengan
sistem manual, maka dalam sistem automatis sistem mesin akan memegang peranan
penuh secara langsung. Disini mesin akan melaksanakan dua fungsi sekaligus,
yaitu penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas seperti
yang umum dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi operator disini
hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap bekerja secara baik,
serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-program baru apabila
diperlukan. Sistem dimana mesi akan berfungsi penuh sebagai sumber tenaga
(power) dan pengendali langsung aktivitas dikenal sebagai sistem automatic.
Penyelidikan tertahap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu
kenyataan bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih jika
dikerjakan oleh manusia dan sebaliknya ada pula beberapa jenis pekerjaan yang
labih baik bila dilaksanakan oleh mesin. Dengan memperhatikan kekurangan serta
kelebihan masing-masing maka akan diperoleh tabel perbandingan manusia mesin
ini antara lain seperti berikut :
Tabel 5.1.
Perbandingan manusia dengan mesin
Masalah Manusia Mesin
Kecepatan
Tenaga (power)
Keseragaman
Ingatan (memory)
Berpikir
Kalkulasi
Reaksi terhadap Lambat
Kecil, terbatas dan berubah-ubah
Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor dengan mesin
Bisa mengingat segala macam, dengan pendekatan dari berbagai sudut, baik untuk
menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi
Induktif baik.
Lambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan, tetapi memiliki kemampuan
koreksi.
Degradasi Cepat
Dapat diatur dengan baik
Seragam atau standard cocok untuk pekerjaan rutin & masal.
Baik untuk menyimpan dan memproduksi sesuatu yang sudah hditentukan, baik untuk
jangka pendek maupun panjang (komputer).
Deduktif baik.
Cepat dan tepat, tetapi tidak memiliki kemampuan koreksi.
Kerusakan tiba-tiba
Dari perbedaan antara manusia dan mesin tersebut di atas, maka diharapkan akan
dapat dirancang suatu sistem manusia-mesin dimana interaksi hubungan antara
manusia dan mesin tersebut akan saling melengkapi satu dengan lainnya. Disini
kita melihat bahwa kelebihan utama manusia dibandingkan dengan mesin adalah
sifatnya yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia bisa
merubah peranannya dengan cepat dan teratur, sehingga memungkinkannya untuk
bisa bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi sifat yang mudah berubah-ubah dari
manusia ini juga membuktikan sifat ketidakstabilan manusia, yaitu cara atau apa
yang dihasilkan sekarang belum tentu sama denan yang dihasilkan yang akan
datang. Hal lain berbeda dengan sifat mesin yang relatif lebih stabil
dibandingkan dengan manusia. Denan kata lain, sistem manusia-mesin pada
hakekatnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh kemampuan dan keterbatasan manusia.
Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen dalam sistem
manusia-mesin, maka diharapkan dalam proses perancangan sistem manusia-mesin
yang terdiri dari manusia, mesin, peralatan dan lingkungan kerjanya akan dapat
diperoleh hasil akhir yang optimal. Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang
baru dalam perkembangannya akan banyak memerlukan informasi-informasi yang
berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.
Sekali lagi, manusia adalah manusia. Manusia bukanlah mesin. Sehingga tidak
selayaknya kalau mesin “mengatur” manusia. Untuk itu pendekatan ergonomis akan
mengharuskan kita merancang mesin, peralatan maupun lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang akan mengoperasioannya.
Macam Hubungan (Interaksi) Manusia – mesin :
1. Sistem manusia – mesin secara Manual
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis
1. Sistem manusia – Mesin Secara Manual :
- Masukan (Input) akan langsung ditransformasikan oleh manusia menjadi keluaran
(output)
- Manusia memegang kendali secara penuh dalam menjalankan aktifitas
- Mesin hanya sekedar menambah kemampuan dalam menyelesaikan aktifitas.
- Manusia sebagai sumber tenaga (Power) dan sekaligus fungsi kendali (Control)
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis :
- Adanya mekanisme khusus yg akan mengolah masukan (input) atau informasi dari
luar sebelum masuk kedalam system manusia
- Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol terlebih
dahulu melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu output berhasil diproses
oleh mesin
- Mesin yang memberikan sumber tenanga (Power)
- Manusia yg melakukan proses kendali (Control)
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis :
- Mesin memegang peranan penuh secara langsung
- Mesin sebagai penerima rangsangan dari luar
- Mesin juga sebagai pengendali aktifitas
- Manusia hanya memonitor agar mesin dapat bekerja secara baik
- Manusia dapat memasukan data atau mengganti program apabila diperlukan
- Mesin berfungsi penuh sebagai sumber tenanga (Power) & Pengendali
(Control) aktifitas.
Berdasarkan Penyelidikan :
- Kedua sub Manusia & Mesin mempunyai kelebihan dan kekurangan
- Ada pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh Manusia
- Ada pekerjaan yang lebih baik dikerjakan oleh Mesin
Masalah Manusia Mesin Kecepatan Lambat Cepat
Tenaga (Power) Kecil, terbatas dan berubah-ubah Dapat diatur dengan baik, bisa
kecil, besar dan tetap. Keseragaman Tidak dapat diandalkan, perlu dimonitor
dengan mesin Seragam / standar, cocok untuk pekerjaan rutin.
Ingatan (Memory) Bisa mengingat segala macam, dengan pendekatan dari berbagai
sudut, baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran maupun strategi. Baik untuk
menyimpan memori proses guna memproduksi sesuatu yg sudah ditentukan, baik
untuk jangka pendek, maupun panjang, terbatas pada data yg tersimpan.
• Kelebihan Manusia adalah :
- Mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
- Dapat merubah peranan dengan cepat dan teratur
- Memungkinkan dapat bekerja dalam kondisi apapun
• Kekurangan Manusia adalah :
- Mempunyai sifat yg mudah berubah-ubah
- Mempunyai sifat ketidakstabilan (cara atau apa yg dihasilkan saat ini belum
tentu sama dengan yg dihasilkan akan datang)
• Kelebihan Mesin adalah :
- Mempunyai sifat relatif lebih stabil
- Dapat diatur dengan baik berdasarkan kebutuhan
- Dapat melakaukan pekerjaan rutin / massal dengan standar
- Dapat melakukan kalkulasi dengan cepat
• Kekurangan Mesin adalah :
- Tidak daat melakukan koreksi
- Tidak dapat melakukan pengembangan sendiri (terbatas pada data yg tersimpan)
- Tidak dapat menerima beban lebih (Overload) maka akan rusak tiba-tiba.
- Dengan mempelajari komponen manusia sebagai salah satu komponen dalam system
manusia – mesin, diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal
- Ergonomi sebagai disiplin keilmuan yg baru, dalam perkembangannya akan banyak
memerlukan informasi yang berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala
kemampuan dan keterbatasannya.
- Manusia adalah manusia, bukan mesin, sehingga selayaknya mesin yang mengatur
manusia
- Pendekatan Ergonomi mengharuskan kita merancang mesin, peralatan maupun
lingkungan kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia ygakan
mengoperasikannya.
Secara umum aplikasi konsep Human Integrated Design (HID) dapat dijelaskan
berdasarkan 2 (dua)
prinsip yaitu : pertama, seorang perancang produk harus menyadari benar bahwa
faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi
sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat
manual, mekanis (semi-automatics) ataukah otomatis penuh.
Kedua, seorang perancang produk harus juga menyadari bahwa setiap produk akan
memerlukan informasi-informasi detail dari semua faktor yang terkait dalam
setiap proses perancangan. Seorang perancang produk harus mengetahui sistem
operasional seperti apa yang dapat dikerjakan lebih baik oleh manusia
(didasarkan oleh factor kelebihan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan
mesin/alat); dan disisi lain dengan menyadari segala kekurangan serta kelemahan
manusia, maka keterbatasan-keterbatasan ini kemudian bisa dialokasikan untuk
kemudian dikerjakan oleh sub-sistem mesin (produk) yang dirancang. Data yang
berkaitan dengan kelebihan, kekurangan maupun keterbatasan — baik yang bersifat
fisiologik maupun psikologik — bisa dikembangkan melalui riset ergonomis yang
merujuk manusia sebagai obyek dan sekaligus subyek pengamatan. Esensi dasar
dari evaluasi ergonomis dalam proses perancangan produk adalah sedini mungkin
mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasikan dalam setiap
kreativitas dan inovasi sebuah“man-made object”.