Kamis, 02 Juli 2015

bulan ke empat



BULAN KE EMPAT

1. Manusia dan Kegelisahan
A.    Pengertian Kegelisahan
     Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, ataupun cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang yang hatinya tidak tentram, merasa khawatir, tidak tenang dalam bertingkah laku, atau sedang dalam rasa cemas.

     Kegelisahan hanya bisa diketahui melalui tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Tingkah laku atau gerak-gerik orang yang sedang gelisah umunya lain dari biasanya. Contohnya ada yang menggerakkan kakinya terus menerus, berjalan mondar mandir, murung dan lain-lain.

     Kegelisahan juga bisa dikatakan sebagai ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan. Masalah kecemasan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang yang mengalami frustasi disebabkan karena keinginannya tidak tercapai.

     Sigmund Freud mengatakan bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu :
a.       Kecemasan obyektif
Kecemasan yang disebabkan akibat dari suatu pengamatan atau suatu bahaya dari dunia luar.
b.      Kecemasan neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
c.       Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Setiap pribadi mmiliki bermacam-macam emosi, ada iri, dengki, dendam, marah, gelisah dan sebagainya. Emosi-emosi tersebut menyebabkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, danputus asa.

B.    Sebab-Sebab Orang Gelisah
     Apabila dikaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

C.     Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
     Untuk mengatasi kegelisahan pertama-tama harus dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan tetap bersikap tenang supaya bisa berpikir dengan tenang. Sehingga segala kesulitan dapat teratasi.

D.    Keterasingan
     Keterasingan berasal dari kata terasing yang berdasarkan dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan adalah hal-hal yang berkenaan dengan tersisihnya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

     Terasing atau keterasingan merupakan bagian dari hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan. Kadar atau tingkat keterasingan seseorang dengan orang lainnya sudah pasti berbeda-beda.

     Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau karena kekurangan yang ada pada diri seseorang sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lainnya.

     Orang yang bersikap angkuh dan sombong akan selalu tersisih dari pergaulan karena perilaku semacam itu tidak disenangi dan justru dibenci oleh masyarakat. Karena itulah orang yang memiliki sifat seperti itu akan dibenci oleh orang lain dan membuatnya tersisih dalam pergaulan.

     Kekurangan yang ada pada diri seseorang jga dapat membat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan atau karena kesalahan yang ia perbuat.

E.    Kesepian
     Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata kesepian dapat diartikan merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian.

     Sebab-sebab terjadinya kesepian bermacam-macam. Frustasi dapat menyebabkan kesepian. Dalam hal ini orang yang bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan lebih senang hidup sendiri

     Kesepian merupakan akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala itu membuatnya dijauhi teman-teman sepergaulannya. Karena teman-temannya menjauhi dirinya maka ia hidup terasing, terpencil jauh dari keramaian sehingga kesepian.

F.     Ketidakpastian
     Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti yang artinya tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab yang membuat pikirannya kacau.

     Ketidakpastian tentang lulus tidaknya dalam ujian sarjana yang sudah ditunggu-tunggu pasti membuat orang yang menghadapinya menjadi gelisah. Lulus atau tidaknya ujian sarjana akan menentukan status karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini akan merugikan karena status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu mendapatkannya.

G.    Sebab-Sebab Terjadi Ketidakpastian
     Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, terlebih bila harus mengambil sebuah kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsangan-rangsangan lain, sehingga jalan pikirannya akan kacau bila menerima rangsangan-rangsangan baru lainnya. Adapun beberapa hal yang membuat seseorang tidak dapat berpikir dengan pasti, diantaranya :
1.      Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, bisa hal yang tidak menyenangkan atau sebab-sebab lainnya yang tidak diketahui oleh penderita.

2.      Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal pada sesuatu yang tidak diketahui sebab-sebabnya.

3.      Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

4.      Histeria
Histeria ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

5.      Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.

6.      Halusinasi
Halusinasi merupakan khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri, orang juga dapat berhalusinasi.

7.      Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Hal ini nampak pada keseluruhan pribadinya.

H.    Usaha-Usaha Penyembuhan Ketidakpastian
     Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan tersebut tergantung pada mental si penderita.

     Bila penyebabnya jelas misalnya rindu pada seseorang maka obatnya dengan dipertemukan. Phobia atau rasa takut bisa dilatih sedikit demi sedikit.

     Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tapi mungkin juga tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkannya adalah masyarakat sekitar dan dirinya sendiri.
2. Manusia dan Harapan

A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.

B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)      Diakui linkungan (status)
e)      Perwujudan cita – cita (self actualization)

C. PENGERTIAN DOA
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

E. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka    menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar